• Jln. By Pass Aur Kuning No.1 Bukittinggi

  • Facebook Fakultas Teknik UM Sumbar

  • Instagram Fakultas Teknik UM Sumbar

Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) UM Sumbar “Pelatihan Pemakaian Alat Uji Kebisingan Untuk Pratikum Teknik Permesinan SMK Teknologi Muhammadiyah Bukittinggi”

Pada hari Jumat, 22 Juli 2022 Tim yang diketuai oleh Jana Hafiza ,S.T, M.T, dengan didampingi oleh Desmarita Leni, D S.Pd, M.T, selaku Tim Pengabdian Pada Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin, telah mengadakan pelatihan penggunaan dan menyerahkan alat Uji Kebisingan (Sound Level Meter) kepada jurusan Teknik Pemesinan SMK Teknologi Muhammadiyah Bukittinggi.

Hal itu dilakukan sebagai bentuk bukti pengabdian dan menjalankan Tridarma Perguruan Tinggi Dosen Teknik Mesin UMSB. Kedatangan tim ini, diterima dan disambut hangat oleh Kepala Sekolah Drs. Zamril, dan Wakil kepala bidang Sekolah’ Kurikulum Dra. Pitrawati, dan Kepala Prodi Pemesinan SMK Teknologi Muhammadiyah Bukittingi.

Pada Pelatihan penggunaan alat uji kebisingan ini diberikan kepada para siswa kelas XII Jurusan Teknik Pemesinan, SMK Teknologi Muhammadiyah Bukittinggi. Proses pembelajaran siswa di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Teknologi dengan Jurusan Teknik Pemesinan tidak hanya dilakukan di dalam kelas. Namun, juga membutuhkan proses pembelajaran berupa praktikum dengan menggunakan peralatan mesin ataupun bahan tertentu.

Tentunya, hal ini sesuai mengingat keterampilan pada siswa SMK yang dimiliki, memang lebih ditonjolkan dibanding siswa SMA. Namun, Mesin atau alat sebagai sarana praktek bagi siswa di ruang bengkel SMK seringkali mengeluarkan suara yang melebihi nilai ambang. Sesuai dengan yang tercantum pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor KEP-51 / MEN / 1999, tentang Nilai Ambang Bising di tempat kerja, yaitu ditetapkan sebesar 85 dB dan durasi paparan kebisingan.

Berbagai macam gangguan dan pengaruh kebisingan terhadap siswa, merupakan ancaman yang dapat menurunkan kualitas kehidupan siswa itu sendiri. Kebisingan ini tidak saja menimbulkan gangguan pendengaran, tetapi juga dapat menimbulkan gangguan terhadap fisiologis, psikologis, kenikmatan kerja, dan kenyamanan kerja, serta gangguan konsentrasi kerja dan gangguan komunikasi, yang mana semua efek kebisingan itu dapat menyebabkan kerugian terhadap siswa.

Kebisingan pada lingkungan pendidikan rnerupakan suatu permasalahan cukup serius dan harus diperhatikan, dan dicari solusinya, karena penggunaan mesin-mesin yang memungkinkan untuk praktek seringkali identik dengan kehadiran sumber suara bising.
Peralatan mesin pada bengkel/workshop, merupakan sumber suara dimana jika melebihi batas suara/bunyi yang seharusnya dapat menimbulkan kebisingan.

Penerapan kerja praktikum siswa yang aman, dari suara bising, peralatan itu mesin harus diperhatikan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus selalu diutamakan, dengan menggunakan alat pelindung diri ketika berkerja dilingkungan mesin dengan tingkat kebisingan yang tinggi. Sumber kebisingan di laboratorium Teknik Permesinan berasal dari mesin-mesin untuk praktikum.

Sumber-sumber suara tersebut harus selalu diidentifikasi dan dinilai kehadirannya, agar dapat dipantau sedini mungkin, dalam upaya mencegah dan mengendalikan pengaruh pemaparan kebisingan, terhadap siswa yang terpapar.

Saat ini masih banyak sekolah-sekolah yang belum memiliki alat uji kebisingan atau sound level meter, untuk mengetahui tingkat kebisingan dari mesin-mesin ini. Seperti yang kita ketahui, mayoritas waktu yang dihabiskan oleh siswa SMK adalah praktikum laboratorium. Sehingga Sound Level Meter ini sangat penting untuk dimiliki oleh sekolah.

Pengukuran kebisingan dengan menggunakan Sound level meter ini dapat memberikan informasi nilai ambang, batas bunyi yang dapat diterima siswa, sehingga nantinya tidak mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, karena lingkungan dengan bunyi yang keras.

Selain itu saat ini sekolah juga tidak menyediakan earplug, untuk para siswanya. Earplug merupakan salah satu alat pelindung diri (APD) ketika bekerja atau beraktifitas di lingkungan dengan kebisingan. Alat Pelindung Diri (APD) merupakan suatu perangkat yang digunakan oleh pekerja, demi melindungi dirinya, dari potensi bahaya penyakit akibat kerja, serta kecelakaan kerja, yang kemungkinan dapat terjadi di tempat kerja.

Penggunaan APD oleh pekerja saat bekerja merupakan suatu upaya untuk menghindari paparan risiko bahaya di tempat kerja. Walaupun upaya ini berada pada tingkat pencegahan terakhir, namun penerapan alat pelindung diri ini sangat dianjurkan.

Metoda yang digunakan dalam pengabdian ini adalah dengan instrumen lembar wawancara dan (kuisioner) serta lembar observasi. Kuesioner dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir-formulir, diajukan secara tertulis kepada siswa kelas XII jurusan Teknik Pemesinan, untuk mendapatkan tanggapan, informasi dan jawaban.

Kuesioner dengan tujuan digunakan untuk mengetahui sampai dimana tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh para siswa. Selanjutnya, pemaparan materi oleh ketua pengabdian tentang (a) bunyi dan kebisingan, (b) Pengenalan mengenai alat sound level meter, cara penggunaannya, dan cara pengukurannya, (c) Pengetahuan mengenai nilai ambang batas kebisingan, (d) Pengetahuan mengenai Alat pelindung diri di lingkungan kerja dengan kebisingan.

Setelah memberikan materi pelatihan, evaluasi pelaksanaan program dengan cara pengujian kepada para siswa, Jurusan Teknik Permesinan SMK Teknologi Muhammadiyah Bukittinggi, dalam penggunaan alat uji kebisingan sound level meter, kemudian membandingkan hasilnya dengan kondisi awal (pre-test), saat pemberian pelatihan penggunaan alat uji kebisingan alat dengan cara mengetahui mesin-mesin apa saja yang kebisingannya melebihi ambang batas yang diizinkan.

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor KEP-51/MEN/1999, dan evaluasi terhadap pengetahuan mitra dari kuisioner akhir (post-test). Setelah mengikuti program pelatihan siswa ini terlihat pengetahuan para siswa meningkat tentang kebisingan, dan menyadari pentingnya menggunakan alat pelindung telinga atau ear plug saat bekerja, di lingkungan dengan kebisingan, dan bagaimana cara menggunakan alat sound level meter, langsung pada alat praktikum yang sedang bekerja.

Dengan kehadiran Tim ini, dalam melakukan diskusi serta tanya jawab dalam kegiatan ini membuat para siswa menjadi termotivasi, menjadi lebih aktif, serta meningkatkan hasil belajar yang positif. Para siswa paham berapa batas aman kebisingan yang diizinkan dan berapa lama waktu paparan kebisingan yang diizinkan.

SHARE KE: