Bukittinggi, FTUMSUMBAR – Menjadi penyandang tunarungu tidak menjadi kendala bagi Asrafi Abrar (24) menyelesaikan kuliah dan mengikuti ujian skripsi di Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat di Bukittinggi.
Asrafi Abrar merupakan mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil berkebutuhan khusus yang melaksanakan ujian komprehensif pada semester genap dengan judul skripsi Pengaruh Penambahan Limbah Kaca Terhadap Mutu FC 14,5 dan Kuat Tekan Beton. Selama perkuliahan mahasiswa tersebut aktif dan bisa dikatakan cerdas karena IPK yang bagus dan juga pandai dalam bergaul dengan mahasiswa lainnya.
Tampak hampir seluruh pertanyaan Dosen Penguji mampu dijawab Asrafi dengan menggunakan media bahasa isyarat dan tulisan di papan tulis. Pembimbing skripsi dari mahasiswa tersebut yakni Masril, MT Sebagai pembimbing 1 dan Selpa Dewi, MT Sebagai Pembimbing 2, sedangkan Penguji yakni Ir. Surya Eka Priana MT., IPP dan Ishak MT. Ujian Komprehensif ini disaksikan langsung Oleh Wakil Rektor III UM Sumbar Moch. Abdi, MM.
"Asrafi merupakan mahasiswa pertama di Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat di Bukittinggi yang berhasil melakukan Sidang Skripsi, ia mahasiswa yang gigih berjuang dalam kesehariannya," kata Wakil Dekan Fakultas Teknik UMSB Bukittinggi Hariyadi di Bukittinggi, Sabtu.
Ia mengatakan, mahasiswa yang menyandang Tuna Rungu dibantu penerjemah bahasa isyarat dalam melakukan Ujian Sidang Skripsi. Asrafi juga berprestasi di bidang olahraga Badminton, berkali-kali ia mewakili Kota Bukittinggi dan Sumatera Barat dalam perlombaan dan mendapatkan medali Paralimpik, mereka akan bertanding di bulan November dalam olahraga Bulutangkis di Papua. Asrafi sudah membuahkan hasil dari pertandingan ini dengan mendapatkan 2 medali emas dan 1 perunggu dari pekan paralimpik nasional 2013, 2015 dan 2016, kata Hariyadi.
Ketua Prodi Teknik Sipil yang juga menjadi Dosen Penguji, Surya Eka Priana mengatakan Asrafi berhasil menyelesaikan mata kuliahnya selama empat tahun dan memiliki IPK rata-rata tinggi. IPK nya mencapai 3,75 dan dalam proses perkuliahan selama ini tidak terjadi halangan berarti karena komunikasinya dibantu oleh Dosen dengan perlakuan khusus dan juga dibantu oleh rekan mahasiswa lainnya," kata dia.
Asrafi yang berasal dari Sungai Pua, Kabupaten Agam itu dengan dibantu oleh penerjemah dan aktivis Disabilitas Kota Bukittinggi Robert Noni “Asrafi bercita-cita menjadi seorang Arsitek dan pemain Badminton profesional. Dia berlima bersaudara dan selalu ingin berbaur dengan teman lainnya yang normal, Asrafi mau belajar dan tidak malu untuk meminta bantuan kepada rekan mahasiswa lain termasuk pengerjaan skripsi," kata dia.
Sementara itu, Pembantu Rektor III UM Sumatera Barat, Muhammad Abdi menegaskan bahwa pihak Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat siap menjadi Rumah Ramah Disabilitas kepada siapapun yang ingin mengejar pendidikannya.
"UM Sumatera Barat memastikan menerima mahasiswa dari Disabilitas, itu adalah Hak bagi Warga Negara Berkebutuhan Khusus, kami siap menjadi sahabat Disabilitas," tegasnya.
Ia menambahkan, UM Sumbar sebelumnya juga pernah memiliki mahasiswa dari kalangan Disabilitas atas nama Aisyah dengan Program Studi Ekonomi di Kota Padang yang berhasil Wisuda dan kemudian menjadi ASN di Pemkab Solok Selatan.
"Disabilitas bukan penghalang untuk mengejar pendidikan dan prestasi, kemauan dan kemampuan serta kerja keras lah yang sangat dibutuhkan untuk mencapai mimpi," tutupnya