Sejarah Fakultas Teknik UM Sumatera Barat berawal dari Akademi Teknik Sawahlunto (ATS) yang berdiri pada tanggal 16 Maret 1967 dipimpin oleh Ir. Atmoso Suhud. Dalam perjalanannya ATS kurang berkembang sebagaimana yang diharapkan. Pada tanggal 30 Mei 1968 ATS pindah ke Bukittinggi agar tetap eksis dan berkembang. Pengembangan ATS akhirnya menjadi Sekolah Tinggi Teknik Muhammadiyah (STTM) di Bukittinggi. Tahun 1982 merupakan awal dari rencana pendirian STTM Bukittinggi. Konsep awal rencana pendirian STTM adalah dari alumni FT USU yang berasal dari Sumatera Barat. Mereka tersebar sebagai PNS di lingkungan Propinsi Sumatera Barat.
Rencana mendirikan STTM, namun akhirnya bergabung ke UM Sumatera Barat tanggal 02 Mei 1983. Pendiri Fakultas Teknik UM Sumatera Barat yaitu bapak Drs. Syamsul Azhar, Ir. Lukman Hasan Basri, Ir. Syafri Sarin, Z. Dt. Nanangek, dan Ir. Yanuar Muin sebagai pembina. Semua pendiri ini memiliki hubungan emosional dengan organisasi Muhammadiyah. Pada tahun 1985 di bawah kepemimpinan Bapak Syafri Sarin kampus Fakultas Teknik UM Sumatera Barat yang berlokasi di STM Muhammadiyah Tarok dipindahkan ke Jl. Ahmad Karim No. 12 Bukittinggi dan kemudian pada tahun 2018 dipindahkan lagi ke kampus sekarang yang berlokasi di Jl. By Pass Aur Kuning Bukittinggi. Pada periode ini Fakultas Teknik UM Sumatera Barat mendapatkan status operasional melalui SK Menteri P & K RI No. 0125/0/ 1985 tanggal 13 Maret 1985 untuk tiga jurusan, yaitu; Jurusan Mesin, Sipil, dan Elektro. Kemudian pada tahun 2017 dilakukan re-akreditasi untuk 3 program studi tersebut, untuk Prodi Teknik Mesin dengan peringkat "Akreditasi B" nilai 307 sesuai SK Nomor: 0270/SK/BANPT/Akred/S/I/2017, untuk Teknik Sipil dengan peringkat "Akreditasi B" nilai 301 sesuai SK Nomor: 0268/SK/BAN-PT/Akred/S/I/2017, dan untuk Teknik Elektro dengan peringkat "Akreditasi B" nilai 309 sesuai SK Nomor: 6776/SK/BAN-PT/Akred/S/X/2020.
