• Jln. By Pass Aur Kuning No.1 Bukittinggi

  • Facebook Fakultas Teknik UM Sumbar

  • Instagram Fakultas Teknik UM Sumbar

HIMA Teknik Elektro Melalukan Survei Program PKK ORMAWA

ft.umsb.ac.id – Bukittinggi, HIMA Teknik Elektro Fakultas Teknik UM Sumbar Melalukan Survei Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PKK ORMAWA) berada di Nagari Lawang, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.

HIMA Teknik Elektro dalam mengikuti kegitaan PKK ORMAWA berencana mengambil tema Moderenisasi Pengelolahan Gula Saka (GulaMerah) Dengan Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya.

Kegiatan Belmawa tingkat Nasional adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tingkat Nasional. Pada kegiatan ini mahasiswa yang bergabung HIMA Teknik Elektro Fakultas Teknik, kegiatan ini guna mewujudkan meraih Prestasi.

Nagari Lawang, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, menjadi salah satu pusat pengolahan gula merah (saka) di Provinsi Sumatera Barat dengan luas lahan perkebunan tebu kurang lebih 700 hektar. Namun saat ini dalam melakukan pengolahan tebu menjadi gula merah di daerah tersebut belum optimal. Salah satunya dalam menggunakansumber energy yang digunakan untuk menghidupkan mesin penggerak pengiling tebu. Saat ini kelompok tani tebu masih menggunakan mesin penggerak dengan bahan bakar solar.

Dimana sama-sama kita ketahui sejak tanggal 1 April 2022, Pada era saat ini penerapan penggunaan bahan bakar solar sudah dirasa tidak efektif lagi dikarenakan sudah banyak energy baru dan terbarukan yang bisa diterapkan sebagai diversifikasi dari penggunakan bahan bakar minyak tersebut. Salah satunya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Tim PPK Ormawa setelah melakukan Surver, merencanakan penggunaan PLTS dengan daya sebesar 2 kW dapat diterapkan untuk proses penggilangan ini. Panel surya yang dibutuhkan adalah sebesar 2050 Wp dan dilengkapi dengan komponen instalasi lainnya berupa Inverter DC-AC dan selanjutnya dihubungkan kemotor listrik dengan kapasitas 2,2 kW. Motor listrik tersebut akan menjadi penggerak mesin penggiling tebu untuk menghasilkan air nira tebu yang selanjutnya dapat dilakukan proses pemasakan.

Penerapan PLTS ini dirasa tepat dikarekan berdasarkan perhitungan secara global kelompok tani tebu dapat melakukan penghematan biaya produksi sebesar Rp. 12.875,-. Hal ini karena apabila kelompok tani memproduksi 100 kg gula saka dengan menggunakan solar memerlukan biaya produksi pembelian bahan bakar sebesar Rp. 19.875,-, sedangkan jika menggunakan PLTS kelompok tani memerlukan biaya sebesar Rp. 5.325,- untuk biaya perawatan PLTS itu sendiri. Maka penerapan PLTS menjadi salah satu solusi untuk Kelompok Tani Tebu melakukan penghematan biaya produksi gula saka.

 

SHARE KE: